gtrees.net

Nggak Gampang Finish Marathon bagi Penyandang Autisme, Seberat Ini Tantangannya

Natrio Catra Yososha alias Osha
Natrio Catra Yososha alias Osha (Foto: Ghefira Nur Fatimah/detikHealth)

Jakarta -

Natrio Catra Yososha atau biasa dipanggil Osha, penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD) sempat viral akhir tahun lalu setelah berhasil menyelesaikan lomba lari full Marathon 42K di Jakarta. Inspiratif, mengingat tidak semua orang sanggup melakukannya.

Sebelum aktif latihan lari dan mengikuti berbagai event Marathon, ternyata Osha sempat aktif mencoba beberapa olahraga. Di antaranya senam aerobik dan pound fit.

"Olahraga yang sebelum lari itu adalah senam aerobik. Terutama waktu pandemi itu saya suka gerakan-gerakan olahraga yang statis. Sama juga pernah beberapa kali poundfit," kata Osha kepada , Senin (22/4/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika melakukan olahraga mulai dari senam aerobik, pound fit, dan lari, ada beberapa kendala yang dirasakan Osha sebagai penyandang autisme dan harus ia sesuaikan.

"Kalau yang senam itu mengikuti gerakannya susah, semudah apapun ternyata susah menirukan untuk sama persis," kata Osha.

ADVERTISEMENT

"Kalau pound fit itu adalah susah mengatur ketukan pukulan. Walaupun saya pernah belajar musik, ketukan atau irama musik, tapi ternyata realitanya itu susah untuk menirukan sama persis," sambung Osha.

Saat ini ia fokus pada kegiatan olahraga larinya saja, khususnya latiha lari untuk marathon. Osha mengakui kalau lari adalah olahraga yang bisa dilakukan semua orang, termasuk penyandang disabilitas karena tidak perlu memakai alat apapun. Mengingat dirinya ada permasalahan dalam motorik sehingga lari menjadi olahraga yang ia fokuskan untuk saat ini.

Namun, siapa sangka Osha juga mengalami tantangan saat melakukan lari. Ketika latihan maupun sedang ada acara marathon, baginya mudah sekali mendapatkan distraksi.

"Saya agak kesulitan untuk fokus pada saat lari. Sumber distraksinya itu banyak. Bisa sumber suara yang bising karena saya sensitif, tapi untuk orang kebanyakan itu nggak, biasa saja. Jadi saya memang lebih sensitif dari yang lain," jelas Osha.

Selain suara bising yang menjadi sumber distraskinya, ia mengaku merasa susah untuk luwes dan menguatkan otot-otot tenaganya ketika berlari. Terutama ketika menemukan track yang tidak landai, seperti menanjak atau menurun.

"Ada masalah tentang track-track, tapi itu memang mau tidak mau harus dilewati. Nggak landai, ketemu tanjakan atau turunan yang mana saya susah harus mengontrolnya," jelasnya.



Simak Video "Tentang Spektrum Autisme yang Diidap Sia"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat