gtrees.net

Daftar Jenis Imunisasi Bayi Beserta Efek Samping dan Prosedurnya

Vaksin bayi
Ilustrasi imunisasi pada bayi. Foto: Getty Images/Vajirawich Wongpuvarak

Daftar Isi
  • Jenis Imunisasi Bayi
  • 1. Hepatitis B 2. BCG 3. Polio 4. DPT-HB-Hib 5. PCV 6. Rotavirus 7. Campak Rubella
  • Efek Samping Imunisasi Pada Bayi
  • Prosedur Pelaksanaan Imunisasi Bayi
Jakarta -

Imunisasi merupakan langkah penting yang tidak boleh dilewatkan orangtua. Pasalnya, imunisasi adalah salah satu upaya untuk membentuk kekebalan tubuh bayi terhadap berbagai penyakit, sehingga bayi dapat tumbuh sehat.

Imunisasi bayi terdiri dari beberapa jenis dan diberikan secara bertahap sesuai usia bayi. Apa saja jenis imunisasi yang harus diberikan pada bayi dan bagaimana prosedur untuk melakukan imunisasi? Simak penjelasannya di bawah ini.

Jenis Imunisasi Bayi

Pemerintah mewajibkan pemberian sejumlah imunisasi dasar untuk bayi mulai dari usia di bawah 12 bulan hingga usia 12-18 bulan.

Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan dan buku Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan karya A. Aziz Alimul, berikut jenis imunisasinya:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B diberikan guna mencegah penyakit hepatitis yang dapat membahayakan fungsi hati. Imunisasi ini dapat diberikan dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir dan terdiri dari 4 dosis.

Setelah dosis vaksin pertama, pemberian vaksin dilanjutkan dengan jeda sebulan, lalu bayi akan disuntik lagi di bulan ke-2, ke-4, dan ke-6.

ADVERTISEMENT

2. BCG

Imunisasi BCG (bacillus calmette guerin) adalah jenis imunisasi untuk mencegah bayi dari penyakit tuberkulosis (TBC). Vaksin BCG diberikan saat bayi menginjak usia 2-3 bulan.

3. Polio

Imunisasi polio berfungsi penting untuk mencegah penyakit poliomyelitis yang berisiko menyebabkan kelumpuhan pada anak. Imunisasi ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu polio tetes (OPV) dan suntikan (IPV).

Untuk vaksin polio tetes diberikan 4 kali, di usia 1,2,3 dan 4 bulan. Sedangkan vaksin polio suntik (IPV) cukup diberikan 1 kali saat usia bayi 4 bulan.

4. DPT-HB-Hib

DPT-HB-Hib merupakan singkatan dari Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B serta Pneumonia (radang paru), dan Meningitis (radang selaput otak) yang diakibatkan infeksi kuman Hib. Imunisasi ini dapat diberikan pada bayi berumur 2-4 bulan dengan jeda pemberian vaksin 1 bulan.

5. PCV

Pemberian vaksin imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) sangat dianjurkan oleh para ahli medis. Hal ini karena pneumokokus merupakan gangguan paru-paru tingkat sedang-berat yang sulit disembuhkan. Imunisasi PCV mencakup sebanyak 3 dosis.

Dosis pertama diberikan pada usia 2 bulan, dosis kedua saat usia 3 bulan, dan dosis ketiga saat bayi berusia 12 bulan.

6. Rotavirus

Virus rota merupakan virus yang menyerang pencernaan dan dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak. Sebagai upaya untuk mencegah penyakit ini, orang tua dihimbau untuk memberikan anak 3 dosis vaksin imunisasi rotavirus.

Vaksin dapat diberikan mulai dari bayi berusia 2 bulan hingga maksimal 4 bulan dengan jeda pemberian antar dosis minimal 4 minggu.

7. Campak Rubella

Jenis imunisasi terakhir yang wajib diberikan pada anak saat bayi adalah imunisasi campak. Imunisasi ini biasanya menggunakan vaksin MMR untuk melindungi bayi dari virus penyebab campak, gondongan, dan rubella. Imunisasi campak rubella dilakukan pada usia 9 bulan, saat bayi berusia 18 bulan, dan diberikan lagi ketika nanti anak memasuki usia sekolah dasar.

Efek Samping Imunisasi Pada Bayi

Vaksin imunisasi yang diberikan pada bayi dipastikan aman dan telah teruji kelayakannya, sehingga tidak mengancam keselamatan bayi. Meskipun demikian, tak menutup kemungkinan imunisasi juga dapat menimbulkan efek samping pada bayi.

Dilansir dari buku Pedoman Praktis Imunisasi Pada Anak oleh Wisnu Barlianto, dkk, berikut efek samping ringan yang bisa muncul pasca imunisasi:

  • Bengkak atau kemerahan pada area yang disuntik.
  • Demam ringan.
  • Diare ringan.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Badan bayi menjadi lemah.
  • Bayi menjadi rewel.

Efek samping yang disebutkan di atas cukup umum terjadi pada bayi setelah imunisasi dan akan hilang setelah beberapa hari. Namun, jika bayi menunjukkan efek samping parah seperti kejang, demam tinggi, sesak napas, alergi berat, atau bengkak di wajah dan leher, segera periksakan ke dokter.

Prosedur Pelaksanaan Imunisasi Bayi

Bagi orangtua yang berencana memberikan imunisasi bagi si kecil, mereka perlu mengetahui prosedurnya.

Dirangkum dari situs SIPPN (Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, berikut tata cara pelaksanaan imunisasi di puskesmas:

  1. Kunjungi fasilitas puskesmas terdekat.
  2. Lakukan pendaftaran diri di loket dengan membawa kartu berobat dan kartu BPJS (bagi pasien yang pernah berobat) atau KTP (bagi pasien baru).
  3. Tunggu giliran dipanggil oleh petugas.
  4. Setelah dipanggil, petugas akan mengarahkan pasien pada IGD/Poli yang sesuai.
  5. Petugas akan memberikan layanan sesuai jenis layanan (konseling imunisasi BCG, DPT IPV, dan Campak).
  6. Petugas melakukan imunisasi dengan memerhatikan 6 Benar Obat (Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian obat, dan benar kadaluarsa obat).

Demikian penjelasan mengenai jenis imunisasi untuk bayi, efek samping, dan prosedur pelaksanaan imunisasi. Sebagai informasi, suntik imunisasi bayi tidak dipungut biaya karena merupakan program dari pemerintah.



Jangan Terlewat! Ini Jadwal Imunisasi Lengkap untuk Anak

Jangan Terlewat! Ini Jadwal Imunisasi Lengkap untuk Anak


(khq/khq)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat