gtrees.net

Tinggi Badan Gen-Z di China Bisa Sampai 170 Cm, Remaja RI Kok Pendek-pendek Ya?

Warga Gen Z di China yang memiliki tinggi dan berat badan ideal.
Foto: DetikHealth/Nafilah Sri Sagita K

Daftar Isi
  • Kesenjangan Sosial di Masyarakat
  • Pola Asuh
Jakarta -

Rata-rata tinggi badan generasi muda di China melonjak pesat lebih dari 10 sentimeter dibandingkan periode 1850-an. Kini, pria di sana umumnya memiliki tinggi badan sampai 175 sentimeter, sementara rata-rata tinggi wanita berada di rentang 160 sentimeter.

Bukan tanpa alasan, pemerintah China melakukan sejumlah intervensi untuk penambahan tinggi badan anak. Mulai dari perbaikan gizi sampai kondisi sanitasi dan lingkungan.

Spesialis gizi dr Rita Ramayulis menyebut sebetulnya beberapa strategi yang dilakukan China, juga sudah diterapkan di Tanah Air. Terutama, dalam menangani persoalan stunting yang juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak termasuk tinggi badan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya apa yang mereka sampaikan kemarin itu sudah kita lakukan juga, di mana dalam piring makanan anak-anak kita lebih utamakan protein dan dalam piring ibu hamil serta remaja kita sudah tingkatkan edukasi zat besi, asam folat, dan protein untuk mencegah mereka dari anemia," sorotnya saat berbincang dengan di Qiqihar, China, Sabtu (18/5/2024).

Begitu pula dengan program nutrien di China yang berfokus pada suplementasi dan fortifikasi. dr Rita menyebut sudah banyak makanan di Indonesia yang diproses fortifikasi seperti minyak goreng menjadi vitamin A, beberapa makanan lain juga difortifikasi sebagai suplementasi zat besi remaja, serta ibu hamil.

"Kita juga ada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi di Februari dan Agustus," tandasnya.

Satu hal yang disebutnya belum menjadi fokus Indonesia adalah pentingnya pemberian kalsium, di China intervensi semacam ini dikaitkan dengan kekuatan dan usia tulang.
"Sebenarnya pendekatan individu sudah dilakukan oleh dokter spesialis anak, cuma belum jadi program masyarakat kita," tuturnya.

Kesenjangan Sosial di Masyarakat

Seluruh program terasa percuma bila disparitas atau kesenjangan sosial, ekonomi menengah ke bawah masih marak terjadi di sejumlah wilayah. Menurut dr Rita, hal utama yang membuat hasil program pemerintah tak sesukses negara maju adalah kemudahan akses makanan bergizi hingga edukasi.

"Yang kita bilang konteksnya tinggi protein yang harganya kadang-kadang relatif lebih mahal, sayur dan buah, vitamin, mineral, untuk proses metabolisme dan pencernaan di tubuh, bisa akses itu, karena ternyata itu lebih mahal, itu yang pertama," tutur dia.

"Jadi status ekonomi di Indonesia mengatakan kejadian stunting itu lebih tinggi terjadi pada status ekonomi rendah dibandingkan status ekonomi tinggi, jadi jelas sekali korelasinya adalah dengan ekonomi," sebut dr Rita.

Pola Asuh

Peran pola asuh tak kalah sama pentingnya. Namun, tingkat pendidikan di masyarakat Indonesia masih relatif rendah, tidak dipungkiri banyak siswa terpaksa putus sekolah di tengah keterbatasan ekonomi sehingga untuk menyelesaikan sekolah wajib 9 tahun juga tidak terpenuhi.

"Jadi pemenuhan protein anak-anak di Indonesia 60 persen justru dari karbohidrat, dari makanan nabati ya, nasi putih, kemudian serelia, tepung-tepungan," lanjutnya.

Padahal, protein dengan nilai gizi tinggi yang menyalakan 'saklar' tumbuh kembang anak adalah protein hewani, asam amino, sumber vitamin dan mineral.

"Jika tinggi badannya bagus, berasal dari protein hewani karena asam aminonya adalah asam amino esensial jadi harusnya mereka itu mendapatkan daging sapi lebih banyak, daging ikan, daging ayam, dan mereka makan bersama dengan sumber vitamin mineral, sayur dan buah," sambung dia.

"Karena pada sayur dan buah lah yang akan meningkatkan penyerapam zat besi yang akan membantu mereka mendapaylan zat gizi seluruh organnya termasuk untuk tinggi badan dan kecerdasan," pungkasnya.

Baca juga:



Ini Penanganan saat Keracunan Kecubung

Ini Penanganan saat Keracunan Kecubung


(naf/kna)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat