gtrees.net

Komunikasi Terapeutik, 17 Teknik Berbicara antara Perawat dan Pasien

Menapaki tahun ke-16, Brawijaya Healthcare Group telah berhasil memiliki 5 (lima) rumah sakit dan 2 (dua) klinik. 

Brawijaya Hospital Antasari menjadi rumah sakit pertama yang didirikan oleh Brawijaya Healthcare Group dengan memberikan pelayanan kepada ibu dan anak secara komprehensif, modern dan nyaman. 

Ilustrasi rumah sakit, ruang perawatan, kamar rawat inap, suster, perawat dan laboratorium canggih ada disini.
Ilustrasi perawat yang bisa melakukan komunikasi terapeutik. Foto: Rachman_punyaFOTO

Daftar Isi
  • Apa Itu Komunikasi Terapeutik?
  • Teknik Komunikasi Terapeutik
  • 1. Bersikap diam 2. Menerima dan Mendengarkan Pasien 3. Memberikan validasi 4. Menemani pasien 5. Memberikan ruang terbuka bagi pasien untuk berbicara 6. Aktif mendengarkan pasien 7. Meminta klarifikasi 8. Mengurutkan Kejadian 9. Melakukan observasi 10. Mendorong penjelasan tentang persepsi pasien 11. Melakukan perbandingan 12. Membuat rangkuman 13. Refleksi 14. Fokus pada pasien 15. Melakukan konfrontasi 16. Menyampaikan keraguan 17. Memberi harapan dan hiburan kepada pasien
Jakarta -

Komunikasi adalah bagian penting yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia terhubung antara satu dan lainnya dalam berbagai komunikasi termasuk saat sakit.

Dalam dunia keperawatan dikenal komunikasi terapeutik yang dilakukan antara perawat dan pasien. Teknik komunikasi ini memungkinkan kebutuhan pasien dan kebutuhannya untuk pulih terpenuhi.

Apa Itu Komunikasi Terapeutik?

Menurut laman American Nurses Association (ANA), komunikasi terapeutik adalah teknik bicara yang dirancang untuk mengutamakan kesejahteraan fisik, mental, dan emosional pasien. Pasien menerima dukungan dan informasi untuk pulih, dengan tetap menjaga profesionalisme dan objektivitas perawat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam teknik komunikasi ini, perawat seringkali menggunakan pertanyaan, mengulang informasi, atau bersikap diam dengan tujuan untuk mendorong pasien agar mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Teknik ini diharapkan membantu pasien segera membaik hingga pulih.

Dalam laman Medicine LibreTexts, teknik komunikasi terapeutik pertama kali dicetuskan Florence Nightingale. Sosok asal Inggris ini adalah pelopor dunia keperawatan modern sekaligus penulis dan ahli statistik.

Florence menekankan pentingnya membangun hubungan saling percaya dengan pasien. Dia juga menyatakan, kehadiran perawat berperan dalam penyembuhan terapeutik pasien. Sejak saat itu, komunikasi terapeutik dianggap sebagai pilar penting dalam dunia keperawatan.

Teknik Komunikasi Terapeutik

Berikut adalah 17 teknik dalam komunikasi terapeutik yang dapat diterapkan oleh perawat:

1. Bersikap diam

Sikap diam akan memberi ruang bagi perawat dan pasien untuk memulai topik pembahasan baru. Diam memberi kesempatan untuk berpikir sejenak dan memproses sebuah percakapan.

2. Menerima dan Mendengarkan Pasien

Dalam teknik ini, pasien harus yakin dirinya didengar perawat. Perawat wajib memberikan reaksi dia mengerti ucapan pasien, meski tak harus menyetujuinya. Reaksi ini misalnya kontak mata atau ucapan, "Ya saya mengerti."

3. Memberikan validasi

Validasi atau pengakuan terhadap perilaku pasien tanpa harus memuji terang-terangan. Contohnya, "Saya melihat Anda meminum semua obat yang diberikan dokter."

4. Menemani pasien

Salah satu cara perawat untuk menghargai dan menghibur pasien adalah dengan menghabiskan waktu bersama pasien. Seperti menemani pasien makan siang, menonton tv, atau sekadar duduk sebentar dengan pasien.

5. Memberikan ruang terbuka bagi pasien untuk berbicara

Komunikasi terapeutik dapat berjalan secara efektif apabila pasien diberikan kesempatan untuk berbicara dan mengarahkan topik pembicaraan. Pastikan untuk memberikan pasien ruang untuk menyampaikan dan mendiskusikan apa yang mereka pikirkan.

6. Aktif mendengarkan pasien

Mendengarkan pasien secara aktif meliputi gestur verbal dan non verbal. Misal mengangguk, menunjukkan ketertarikan pada pembicaraan pasien, memahami, dan aktif menanggapi pembicaraan pasien.

7. Meminta klarifikasi

Perawat dapat meminta klarifikasi kepada pasien ketika mereka mengatakan hal yang bikin bingung. Teknik ini membantu perawat memastikan pasien memahami apa yang dikatakan, sehingga dapat membantu pasien secara maksimal.

8. Mengurutkan Kejadian

Mengajukan pertanyaan mengenai kapan waktu terjadinya suatu kejadian memungkinkan perawat untuk mendapatkan gambaran lebih jelas akan kondisi pasien.

9. Melakukan observasi

Observasi menyeluruh meliputi penampilan, sikap, dan perilaku pasien memungkinkan perawat lebih fokus menentukan masalah pasien. Melalui observasi, perawat juga dapat menemukan adanya gejala-gejala baru pada pasien.

10. Mendorong penjelasan tentang persepsi pasien

Bertanya dengan tidak menghakimi membantu perawat saat menghadapi pasien dengan masalah sensori atau halusinasi. Perawat dapat menggunakan frasa seperti "Apa yang Anda dengar sekarang?" atau "Seperti apa rasanya bagi Anda?" untuk mendorong penjelasan dari pasien.

11. Melakukan perbandingan

Mendorong pasien untuk membandingkan kondisi mereka dengan pengalaman yang dialami sebelumnya, dapat membantu perawat dalam menemukan solusi yang tepat bagi masalah pasien.

12. Membuat rangkuman

Rangkuman adalah dokumentasi percakapan perawat selama bersama pasien. Ringkasan ini dapat menjadi bukti perjalanan kesembuhan dan perawat yang selalu mendengarkan pasien.

Perawat juga dapat mengakhiri rangkuman dengan melakukan konfirmasi kepada pasien. Hal ini dilakukan apabila terdapat bagian yang perlu dikoreksi.

13. Refleksi

Perawat dapat mendorong pasien untuk melakukan refleksi pribadi. Melalui cara ini, pasien dimotivasi untuk bertanggung jawab atas tindakan sendiri dan menemukan solusi atas masalahnya.

14. Fokus pada pasien

Terkadang pasien mengatakan sesuatu yang penting dalam pembicaraan mereka. Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk selalu fokus dan memusatkan perhatian terhadap perkataan pasien.

15. Melakukan konfrontasi

Konfrontasi diperlukan untuk memahami keadaan pasien dan mencegahnya melakukan pengurusakan pada diri sendiri. Teknik ini hanya bisa dilakukan bila telah terbangun kepercayaan antara perawat dan pasien.

16. Menyampaikan keraguan

Menyampaikan keraguan dapat menjadi cara halus untuk menyoroti ide dan persepsi yang salah dari pasien. Dengan mengungkapkan keraguan, perawat dapat mendorong pasien untuk menelaah kembali asumsi mereka.

17. Memberi harapan dan hiburan kepada pasien

Rumah sakit merupakan tempat yang penuh tekanan bagi pasien. Perawat dapat membantu mengkondisikan pikiran pasien agar lebih positif dengan cara menghibur dan menanamkan harapan serta keyakinan pada pasien bahwa mereka dapat bertahan.

Komunikasi terapeutik merupakan teknik yang sangat berguna bagi perawat dalam membangun hubungan interpersonal dengan pasien. Teknik ini mungkin terkesan sederhana, tetapi dapat berpengaruh dalam meningkatkan rasa kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.



Aksi Heroik Perawat Lindungi Bayi saat Taiwan Diguncang Gempa

Aksi Heroik Perawat Lindungi Bayi saat Taiwan Diguncang Gempa


(row/row)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat