gtrees.net

Masih Usia 18 Tahun, Petinju Wanita Ini Tewas Alami Cedera Otak Pasca Bertarung

Medical illustration of a brain with stroke symptoms
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/peterschreiber.media

Daftar Isi
  • Jenazah Zapata Diautopsi
Jakarta -

Petinju wanita asal Meksiko meninggal dunia setelah melakukan pertandingan di Montreal, Kanada. Kejadian ini berawal saat wanita bernama Jeanette Zacarias Zapata itu pingsan di tengah pertandingan melawan petinju Quebec, Marie-Pier Houle, pada 2023.

Di pertandingan yang digelar pada 28 Agustus 2023 itu ia pingsan dan langsung dibawa tim medis dengan tandu.

Namun, lima hari kemudian, Zapata meninggal dunia di rumah sakit. Dalam sebuah laporan, petugas koroner Quebec Jacques Ramsay mengatakan remaja berusia 18 tahun itu meninggal karena trauma otak yang disebabkan oleh pukulan berulang-ulang di kepala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari laporan yang muncul, wanita 18 tahun itu kemungkinan meninggal karena sindrom Second Impact.

"Banyak hal yang bisa dipelajari dari kematian petinju," kata petugas koroner.

ADVERTISEMENT

Second Impact Syndrome atau Sindrom Dampak Kedua (SIS) mengacu pada situasi seseorang mengalami cedera kepala kedua, sebelum pulih sepenuhnya dari cedera pertama.

Dikutip dari CBC News, kejadian seperti ini jarang terjadi dan belum diteliti secara ekstensif.

Sebelumnya, Zapata pernah bertanding di Meksiko dengan mendapat beberapa pukulan di kepala. Ia sempat berlutut dan akhirnya terjatuh ke lantai arena tarung.

Setelah pertarungan, ayahnya memastikan bahwa putrinya telah kehilangan kesadaran dan menghubungkannya dengan kekurangan oksigen. Di Meksiko, Zapata dilarang mengambil bagian dalam aktivitas yang berhubungan dengan tinju selama dua bulan setelah kekalahan brutalnya.

Sampai tiga bulan berlalu, Zapata kembali bertarung di Montreal yang menyebabkan kematiannya. Menurut laporan, itu merupakan jeda waktu yang cukup jauh lebih lama terkait cedera kepala.

"Merupakan jeda yang jauh lebih lama antara cedera kepala dibandingkan dengan yang biasanya dimasukkan dalam penelitian tentang SIS," tulis petugas koroner.

Jenazah Zapata Diautopsi

Jenazah Zapata akhirnya diautopsi. Hasilnya mengatakan adanya pembengkakan otak, atau edema serebral, yang diderita Zapata setelah pertarungan bersifat 'besar' dan berkembang dengan cepat.

"Sampai pada titik saat tekanan intrakranial sudah sulit diatasi selama beberapa jam pertama di rumah sakit," tulis petugas koroner.

"Kecepatan yang terjadi dapat diartikan sebagai tanda sindrom Second Impact."



Simak Video "Peneliti Dalami Studi Terapi Air untuk Pemulihan Cedera Otak dan Tulang Punggung"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/suc)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat