gtrees.net

Jaga Performa Tubuh, 6 Jenis Latihan Ini Bantu Recovery Pasca Marathon

Unrecognizable athletic people running a marathon on the road.
Foto: iStock

Jakarta -

Olahraga lari kian digandrungi masyarakat Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Apalagi dengan semakin banyak race marathon yang digelar di Tanah Air.

Di tengah euforia ini, siapa di antara runners yang baru saja mengikuti event marathon, tapi sudah akan mengikuti event marathon berikutnya dalam waktu dekat? Kalau kamu salah satunya, maka jangan terburu-buru ngegas latihan lagi ya. Sebaiknya ambil waktu 'libur lari' sejenak untuk memulihkan kondisi tubuhmu atau recovery pasca-marathon.

Meski 'libur', bukan berarti runners tak melakukan olahraga apapun. Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Monica Harvriza Sp.KO, menganjurkan para pelari untuk tetap bergerak aktif selama 'libur lari', agar performa tubuh kembali siap untuk menghadapi marathon selanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga mengingatkan untuk melakukan latihan fisik dengan beban rendah (low impact). Jenis latihan ini baik untuk mempertahankan kebugaran tubuh yang diperlukan selama proses recovery. Namun, perlu diperhatikan tidak semua jenis latihan fisik memiliki fungsi dan manfaat yang sama.

"Latihan fisik setelah olahraga berat seperti marathon dapat berfungsi sebagai alternatif pemulihan aktif (active recovery). Pemulihan aktif dapat membantu meningkatkan peredaran darah sehingga mempercepat proses pemulihan. Selain bermanfaat sebagai alternatif pemulihan aktif, latihan fisik juga dapat dimasukan ke dalam jadwal latihan rutin bila belum ada program untuk race berikutnya," jelas dr. Monica dalam keterangan tertulis, Senin (12/8/2024).

Melengkapi hal itu, dr. Febianto Nurmansyach, Sp.KO, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga yang berpraktik di Mayapada Hospital Tangerang mengungkapkan 6 contoh latihan fisik yang bisa runners lakukan. Apa saja?

Pertama, latihan kekuatan otot (strength training). Latihan ini membuat otot berkontraksi secara dinamis dan statis, baik menggunakan alat beban maupun tanpa alat (menggunakan beban tubuh / kalistenik). Latihan ini bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. Cobalah untuk latihan kekuatan otot yang melibatkan banyak kelompok otot besar dalam satu gerakan, seperti squat, lunges, deadlifts, bench presses, plank, dan lain-lain. Latihan kekuatan otot sebaiknya diawali dengan intensitas ringan hingga sedang.

Berenang juga salah satu bentuk latihan kardio yang baik untuk otot dan persendian, karena tubuh tidak menahan beban sekaligus. Ketika berenang, runners juga dapat melakukan aqua jogging, yaitu dengan berjalan atau berlari di dalam air. Ini merupakan latihan aerobik yang baik untuk melatih sistem otot seperti berlari.

Selain berenang, bersepeda juga dapat dilakukan untuk latihan kardio yang melibatkan banyak otot besar di kaki layaknya berlari namun dengan impact yang lebih rendah. Ini menjadi salah satu alternatif untuk menjaga kebugaran saat proses pemulihan pasca-marathon. Berenang dan bersepeda sebaiknya juga dilakukan dengan intensitas yang ringan hingga sedang.

Selanjutnya ada olahraga yoga atau pilates, dengan gerakan yang dapat melatih kekuatan inti tubuh (core strength). Selain itu yoga dan pilates juga dapat bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas, sekaligus memperbaiki postur, dan keseimbangan ketika berlari.

Latihan selanjutnya dapat dilakukan dengan alat elliptical yang memiliki manfaat sama seperti bersepeda, yakni melatih fungsi otot-jantung-paru dengan gerakan menyerupai berlari tanpa memberi impact yang besar pada tubuh.

Berbagai jenis latihan fisik di atas dapat bermanfaat bagi runners untuk mempertahankan kekuatan otot, sistem kardiovaskular, serta kebugaran fisik secara menyeluruh. Selain itu, runners juga tidak akan lekas bosan dengan jeda dan latihan yang bervariasi. Latihan fisik pun berguna untuk mencegah cedera dengan menguatkan berbagai otot dan persendian, serta mempercepat proses pemulihan pasca-marathon dengan kondisi tubuh tetap aktif.

Dalam masa recovery pasca-marathon, para runners juga perlu merancang menu latihan yang terencana. Hal ini penting demi mendukung proses pemulihan serta meningkatkan performa di ajang marathon berikutnya.

Dalam hal ini, kamu dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kedokteran olahraga, seperti Dokter Monica, Dokter Febianto, dan tim dokter lainnya yang berpraktik di layanan Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital.

Layanan SITPEC adalah layanan komprehensif yang dikhususkan untuk para atlet ataupun para sport enthusiast, dengan berbagai program mulai dari perencanaan olahraga, penanganan cedera dan pemulihan pasca-cedera olahraga, hingga program peningkatan performa olahraga. Melalui layanan SITPEC, Mayapada Hospital selalu mendukung performa para atlet dan sport enthusiast termasuk para runners, dengan menyediakan berbagai paket MCU Runner, mulai dari paket Basic, Executive, hingga Advance.



Mandiri Jogja Marathon, Tantangan Menguras keringat di Jantung Budaya

Mandiri Jogja Marathon, Tantangan Menguras keringat di Jantung Budaya


(ncm/ega)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat