Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan soal status kedaruratan global Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) yang diberikan pada Mpox. Pihaknya menuturkan bahwa status ini tidak bisa disamakan dengan status pandemi.
Sebelumnya, status PHEIC juga diberikan pada COVID-19 ketika pandemi terjadi pada tahun 2020. National Professional Officer (NPO) WHO Indonesia Musthofa Kamal menjelaskan bahwa penetapan status PHEIC pada sebuah penyakit dilakukan melalui pertimbangan kriteria-kriteria tertentu.
Sebagai contoh kejadian Mpox yang terjadi saat ini, status PHEIC diberikan karena kemunculan varian baru Clade Ib yang disebut menyebar lebih cepat di Afrika. Selain itu varian ini karakteristiknya juga belum diketahui secara jelas oleh tim medis.
"Jadi kalau bisa saya garisbawahi ada beberapa pertimbangan untuk menentukan atau mendeklarasikan status PHEIC. Jadi emergency committee akan mempertimbangkan beberapa hal, kemudian rekomendasikan ke dirjen WHO," ucap Kamal dalam webinar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rabu (4/9/2024).
"Ada beberapa rekomendasi misalnya, apakah kejadian itu serius, unusual, atau unexpected. Kemudian ada indikasi di luar batas negara endemis dan apakah memang memerlukan immediate international action, statusnya tidak bisa disamakan dengan pandemi," sambungnya.
Ia mencontohkan penyakit jenis lain yang juga masuk dalam kategori PHEIC, yaitu polio. Sejak tahun 2014, polio sudah masuk dalam kategori PHEIC dan hingga saat ini statusnya belum dicabut.
Meskipun tidak menyebar luas seperti COVID-19 ketika pandemi, penyakit polio masih memerlukan penangan khusus.
"Jadi artinya kita bisa menyeimbangkan atensi yang kita berikan terhadap penyakit-penyakit yang ada di Indonesia, baik yang sudah ada, maupun yang berpotensi importasi," katanya.
Potensi Varian 'Ganas' Sudah Masuk RI
Kamal menjelaskan potensi Clade Ib sudah masuk Indonesia tanpa terdeteksi tentu saja ada. Namun ia berpendapat bahwa sistem surveilans di Indonesia saat ini berjalan dengan cukup baik sehingga hal tersebut bisa dicegah.
"Sejauh ini (di Indonesia) masih belum ada kasus Clade Ib, tetapi potensi tidak terdeteksi tentu saja ada, sama dengan negara lainnya seperti Singapura dan Malaysia. Mereka juga ada potensi tapi sejauh ini belum ada kasus di wilayah mereka juga," ujar Kamal.
Hingga saat ini kasus Clade Ib di luar Afrika baru ditemukan di Thailand dan Swedia. Kasus tersebut juga berasal dari orang yang memiliki riwayat perjalanan ke negara endemik, seperti DR Kongo dan Burundi.
Ia berpendapat, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling siap dalam menghadapi potensi penyebaran kasus Mpox. Belum lama ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga mulai memberlakukan skrining SATUSEHAT Health Pass serta testing untuk pelaku perjalanan dari luar negeri.
"Ini kemudian diperkuat tidak hanya di klinik-klinik dan rumah sakit saja, tapi juga di pintu masuk (perbatasan). Termasuk kapasitas testing di Indonesia termasuk yang paling baik yang saya bilang, vaksin tersedia, obat juga," tandasnya.
NEXT: Temuan Kasus Suspek Mpox Baru di RI