gtrees.net

Ini Penyebab dan Cara Cegah Gangguan Tulang Belakang Saat Berkendara

Ilustrasi gangguan tulang belakang
Foto: Shutterstock

Bogor -

Keselamatan dan kenyamanan berkendara tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi kendaraan itu sendiri. Faktor manusia pun harus diperhatikan.

Pasalnya, kondisi pengemudi yang kurang prima turut menyumbang kontribusi besar terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan saat berkendara. Oleh karena itu harus diperhatikan kesiapan diri agar berkendara bisa lebih nyaman dan keselamatan terjamin.

Menurut Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Tulang Belakang Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr. Starifulkani Arif, Sp.OT (K) Spine memperhatikan kesehatan tulang belakang saat berkendara merupakan hal yang penting. Pasalnya, tulang belakang merupakan tumpuan utama ketika seseorang berkendara, baik roda empat maupun roda dua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saat kita duduk berkendara, berat badan kita itu ditopang oleh tulang belakang, sehingga rentan timbul masalah bila posisi berkendara tidak baik" kata dr. Starifulkani saat ditemui oleh di acara Joyfest BMW Astra Driving Experience 2024, beberapa waktu lalu.

"Jadi tulang belakang kita itu bukan hanya terdiri dari tulang saja. Namun ada bantalan yang berfungsi seperti per, sendi tulang dan saraf saraf yang bisa terganggu (dan) menjadi rusak apabila (berkendara) tidak memperhatikan keamanan (safety) saat berkendara," sambungnya.

Faktor usia pun turut memberikan kontribusi besar terhadap kerusakan tulang belakang dan bantalannya saat berkendara. Pasalnya, ketika seseorang memasuki usia di atas 50, biasanya sudah terjadi proses penuaan di tulang belakang maupun di bantalannya dan hal ini bisa diperparah oleh cara berkendara yang tidak aman.

"Jadi setiap struktur yang ada di tulang belakang kita bisa bermasalah jika tidak aman dalam berkendara. Apalagi bila berusia di atas 50 tahun memang tulang kita sudah dalam kondisi tidak prima. Maka ketika kita tidak memperhatikan keamanan dalam berkendara, akan menimbulkan masalah yang lebih serius," jelasnya.

Dia mencontohkan ada sejumlah masalah tulang belakang yang biasanya muncul seperti saraf kejepit, pengapuran, posisi tulang bergeser. Kondisi-kondisi inilah yang bisa memperparah keluhan dan penyakit seseorang bila berkendara dengan cara yang tidak aman.

"Ketika kita tidak safe dalam berkendara maka akan memicu keluhan baru atau memperparah kondisi permasalahan yang tadi," sambungnya.

Dia mengatakan untuk mencegah masalah tulang belakang akibat berkendara yang tidak aman, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, salah satunya memperhatikan posisi ergonomis saat berkendara.

"Posisi ergonomis dalam mengendarai mobil itu antara lain: posisi headrest yang setara dengan kepala, posisi siku menekuk sekitar 30-40 derajat sehingga tidak terlalu tegang dan mengganggu (saat berkendara). Kemudian posisi tangan memegang setir mobil berada di posisi jam 3 dan jam 9. Posisi lutut dan pergelangan kaki juga menekuk/tidak lurus sehingga otot-otot kaki tidak mudah menjadi tegang," ungkapnya.

Jika posisi ergonomis kendaraan tidak diperhatikan maka otot-otot tulang belakang bisa menjadi kaku. Hal itulah yang menjadi salah satu pemicu seseorang mengalami gangguan tulang belakang.

"Contoh lainnya, headrest/sandaran kepala yang tidak tepat itu bisa menyebabkan whiplash injury bila terjadi kecelakaan yakni kepala kita mengenai belakang dan kembali ke depan (saat terjadi kecelakaan) efeknya ini bisa menjadi patah dan berpotensi menimbulkan kelumpuhan. Ligamen atau penyambung tulang bisa menjadi robek dan menjadi permasalahan yang serius.

Selain itu, untuk mencegah hal tersebut bisa juga memanfaatkan jok mobil yang sudah ada teknologi pemanasnya. Menurutnya, hal itu bisa memberikan efek seperti pemanasan sehingga bisa membuat aliran darah menjadi lebih baik.

"Selain itu disarankan untuk tidak menyetir dalam jangka waktu lama. Kalau bisa 30 menit (menyetir) istirahat 20-30 detik (minimal) agar tidak terganggu," tutupnya.

Sebagai informasi, Orthopedic Center Mayapada Hospital menyediakan layanan, salah satunya untuk menangani gangguan tulang belakang, misalnya saraf terjepit. Penanganan gangguan tulang belakang ini dapat dilakukan secara minimal invasif sehingga waktu pemulihan pasien lebih cepat dengan risiko yang minimal.

Terkait Joyfest BMW Astra Driving Experience 2024, Mayapada turut berkontribusi dalam acara tersebut. Adapun kontribusi beragam mulai dari memberikan layanan seperti pemeriksaan kesehatan kepada para pembalap. Untuk pemeriksaan pun dilakukan sebelum dan sesudah acara.

Selain itu, para pembalap pun diberikan edukasi untuk pentingnya menjaga keamanan tulang belakang, khususnya pada saat berkendara. Hal itu bertujuan untuk meminimalisir risiko-risiko gangguan di tulang belakang.



Peneliti Dalami Studi Terapi Air untuk Pemulihan Cedera Otak dan Tulang Punggung

Peneliti Dalami Studi Terapi Air untuk Pemulihan Cedera Otak dan Tulang Punggung


(anl/ega)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat