Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno menyoroti menyoroti susahnya akses air bersih yang terjadi di Nusa Tengara Timur (NTT), termasuk di Labuan Bajo. Menurutnya hal ini masih menjadi PR pemerintah untuk segera ditangani.
"Kita berbondong-bondong di sini adalah bagaimana menghadirkan akses air bersih dan sanitasi yang lebih berkeadilan karena kita perlu 10 juta sambungan kita belum nyampe 3 juta, masih banyak PR-nya," kata Sandiaga, ditemui dalam peluncuran kampanye "100 persen Murni, 100 persen Petualangan Indonesia" oleh AQUA bersama Wonderful Indonesia di Labuan Bajo, Rabu (29/6/2024).
Meski begitu, Sandiaga menyebut pemerintah Labuan Bajo pada tahun lalu telah menyelesaikan sistem penyediaan air minum (SPAM) Wae Mese, sehingga air bersih lebih tersalurkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun NTT sendiri juga kita tahu mengalami kesulitan akses air bersih, jadi ini PR yang tadi saya bilang harus gercep, geber, dan gaspol ini untuk menyediakan air bersih dan sanitasi," sambungnya lagi.
"Jadi makanya water for shared prosperity itu menjadi suatu konsep yang kita unsung bersama untuk keadilan dan rasanya nggak fair kita menikmati wisata sementara daerah sekitar kita masih nggak dapat air bersih," katanya lagi.
 Menparekraf Sandiaga Uno Foto: Suci Risanti Rahmadania/ |
Hal serupa juga diungkapkan warga lokal, Erin (18) dari Desa Watu Nggelek. Ia menjelaskan untuk mendapat air bersih setiap desa memiliki jadwal masing-masing.
Erin menyebut di desanya mendapatkan tiga kali saluran air SPAM dalam satu minggu.
"Di kampung saya setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu, di luar itu airnya bakal mati (tidak dapat)," ucapnya saat ditemui Pulau Padar.
"Jadi harus irit-irit memakainya," katanya lagi.
Karena itu, kata Erin, setiap warga memerlukan atau menyiapkan tong untuk menampung air.
Kebutuhan Air yang Disarankan Agar Tak Kurang Minum di Cuaca Panas
Kebutuhan Air yang Disarankan Agar Tak Kurang Minum di Cuaca Panas
(naf/up)