gtrees.net

Waspadai Tanda Tubuh Sudah Kelebihan Konsumsi Gula, Termasuk Gampang Jerawatan

ilustrasi gula
8 Tanda tubuh kelebihan gula, salah satunya mudah berjerawat. (Foto ilustrasi: thinkstock)

Daftar Isi
  • Tanda Tubuh Kelebihan Gula
  • 1. Mudah merasa lapar 2. Gampang Lelah 3. Mudah Marah 4. Berjerawat dan Kulit Cepat Keriput 5. Nyeri Sendi 6. Tekanan Darah Naik 7. Gangguan Tidur 8. Kabut Otak
Jakarta -

Gula merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan tubuh untuk sumber energi. Ini diperlukan agar tubuh bisa bekerja secara optimal untuk beraktivitas.

Secara alami, gula dapat ditemui di dalam buah-buahan. Tak hanya itu, sejumlah makanan dan minuman juga bisa mengandung gula tambahan.

Meski begitu, konsumsi gula juga perlu dibatasi. Terlalu banyak mengkonsumsi gula dapat merusak kesehatan, seperti pada pembuluh darah, jantung, dan organ vital lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Harvard Health Publishing, ketika mengkonsumsi gula, sebagian besar gula akan dipecah dan diserap di usus kecil. Enzim khusus menyerang molekul yang lebih besar dan mengubahnya menjadi tiga gula sederhana, yakni glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

Hati dan otot akan menyimpan sebagian glukosa sebagai glikogen, sebuah molekul yang dapat diubah kembali menjadi glukosa saat tubuh membutuhkannya.

ADVERTISEMENT

Namun, saat glukosa memasuki aliran darah, kadar glukosa darah akan meningkat. Selanjutnya, pankreas akan mengeluarkan hormon insulin untuk membantu glukosa mencapai sel tujuan atau target yang dibutuhkan tubuh.

Jika tubuh mengkonsumsi gula berlebihan dalam jumlah besar dan berkepanjangan, sel-sel dapat resisten pada insulin. Kondisi itu bisa meningkatkan risiko peradangan sistemin, diabetes tipe 2, dan penyakit kronis lainnya.

Tanda Tubuh Kelebihan Gula

Dikutip dari laman Everyday Health, berikut 8 tanda terlalu banyak mengkonsumsi gula.

1. Mudah merasa lapar

Jika terlalu banyak mengkonsumsi kalori melalui tambahan gula, seseorang bisa merasa lapar terus menerus. Tanpa protein, serat, dan lemak sehat, tubuh akan membakar gula dengan cepat, sehingga meningkatkan rasa lapar.

Pada akhirnya, kondisi ini bisa menyebabkan tubuh ingin terus-menerus ngemil. Dampaknya, bisa memicu kenaikan berat badan.

2. Gampang Lelah

Gula mudah diserap dan dicerna oleh tubuh. Jika terlalu banyak mengkonsumsi gula, tubuh bisa lebih mudah lelah.

"Gula adalah sumber energi yang sangat cepat, jadi berapa pun banyak yang Anda makan, dalam 30 menit Anda akan merasa lapar lagi, kekurangan energi, atau mencari energi lagi," kata ahli nutrisi Keri Stoner-Davis, RDN, yang bekerja di Lemond Nutrition di Plano, Texas.

Perubahan besar gula darah dan insulin juga bisa menyebabkan tingkat energi menurun dan mempengaruhi energi secara keseluruhan.

3. Mudah Marah

Ternyata tanda tubuh terlalu banyak mengkonsumsi gula bisa menyebabkan perasaan murung, mudah marah, tersinggung, hingga gelisah. Sebuah penelitian menunjukkan konsumsi gula tambahan bisa meningkatkan peradangan, memperburuk suasana hati, hingga memicu gejala depresi.

Makanan atau camilan tinggi gula tanpa protein dan lemak dengan cepat meningkatkan gula darah. Tetapi, saat tubuh terburu-buru memproses semuanya, tingkat energi akan menurun dan membuat seseorang merasa lesu dan mudah tersinggung.

Selain itu, saat glukosa dalam aliran arah rendah karena kadar insulin melonjak, kadar glukosa darah dan otak juga menurun.

4. Berjerawat dan Kulit Cepat Keriput

Seorang pelatih kesehatan di New York, Jessica Cording, RD, mengatakan gula bisa mempengaruhi kondisi kulit. Kontrol glikemik memainkan peran penting dalam kesehatan kulit dan jerawat.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa resistensi insulin dapat mempengaruhi perkembangan jerawat. Selain itu, kerutan mungkin juga termasuk tanda lain saat terlalu banyak mengkonsumsi gula.

"Produk akhir glikasi lanjutan, yang merupakan produk gula berlebih, mendorong penuaan kulit," tulis penelitian lain.

5. Nyeri Sendi

Jika merasakan nyeri pada persendian, itu mungkin bukan karena faktor usia saja. Menurut sebuah survei, di antara 24 persen responden yang menderita rheumatoid arthritis (RA) dan mengatakan makanan mempengaruhi gejalanya, soda dan makanan penutup adalah yang paling sering disebutkan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi soda manis secara teratur dikaitkan dengan peningkatan risiko RA pada beberapa wanita, termasuk mereka yang menderita RA stadium lanjut.

"Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan peradangan sistemik, yang dapat menyebabkan nyeri sendi, kata Cording.

"Meski begitu, ada beberapa penyebab nyeri sendi. Jadi, memperbaiki pola makan dengan mengurangi makanan manis mungkin bukan solusi ajaib," sambungnya.

6. Tekanan Darah Naik

Ternyata, terlalu banyak mengkonsumsi gula bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Menurut penelitian, mengkonsumsi minuman manis berkaitan dengan tekanan darah tinggi dan tingginya kasus hipertensi.

Namun, ahli mengingatkan bahwa hubungan sebab-akibat secara langsung belum ditemukan.

Meski begitu, para ahli mengungkapkan bahwa kadar glukosa yang tinggi bisa merusak lapisan pembuluh darah. Hal itu memudahkan lipid seperti kolesterol menempel pada dinding pembuluh darah.

Jika itu terjadi, pembuluh darah akan mengeras dan tekanan darah akan naik.

7. Gangguan Tidur

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada 300 mahasiswa, kualitas tidur yang buruk berhubungan secara signifikan dengan konsumsi gula tambahan yang lebih tinggi. Itu karena siklus tidur dan kualitas tidur tubuh diatur oleh cahaya dan suhu ruangan, serta kontrol glikemik.

"Bagi seseorang yang secara kronis mengkonsumsi gula tambahan dalam jumlah yang terlalu banyak, itu bisa mengganggu siklus dan kualitas tidur," jelas Cording.

8. Kabut Otak

Masalah dengan kejernihan mental, fokus dan konsentrasi, serta daya ingat bisa jadi disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi gula tambahan.

"Meskipun glukosa adalah sumber bahan bakar utama otak, kelebihan glukosa dapat menyebabkan hiperglikemia, atau kadar glukosa darah tinggi, dan memiliki efek peradangan di otak serta berdampak negatif pada fungsi kognitif dan suasana hati," terang Cording.

Menurut penelitian, gangguan kecepatan pemrosesan informasi, memori kerja, dan perhatian ditemukan pada penderita diabetes tipe 2 yang mengalami hiperglikemia. Hal yang sama juga berlaku bagi mereka yang tidak menderita diabetes.

Sebuah penelitian menemukan glukosa darah tinggi berdampak negatif pada kognisi, termasuk penurunan penundaan ingatan, kemampuan belajar, dan konsolidasi memori.



Simak Video "Kata Dokter Gizi soal Polemik MSG Lebih Sehat dari Gula dan Garam"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/suc)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat