Penyakit ebola mewabah di Uganda. Wabah ebola ini pertama kali diumumkan di distrik pusat Bubende, Uganda pada 20 September 2022. Sejak saat itu, penyakit ini menyebar ke seluruh negara Afrika Timur, termasuk kota Kampela. Wabah ini telah menewaskan lebih dari 50 orang, sehingga mobilisasi warga dibatasi dan tempat-tempat umum telah ditutup.
Menurut otoritas Uganda, tercatat ada sekitar 51 orang meninggal dunia pada Sabtu (5/11/2022).
Dikutip dari AFP, Menteri Kesehatan Ruth Jane Aceng mengatakan Uganda melanjutkan lockdown selama 21 hari di Mubende dan Kassanda pada 15 Oktober lantaran wabah ebola yang tidak juga mereda. Polisi juga akan menangkap siapapun yang terinfeksi ebola, namun tak mau isolasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk patuh dan tetap waspada," katanya.
Dikutip dari France 24, Presiden Uganda Yoweri Museveni menegaskan bahwa tidak perlu ada lockdown di seluruh negara seperti COVID-19, meskipun ada peningkatan kasus yang mengkhawatirkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, (2/11) mengatakan ada 150 kasus terkonfirmasi dan potensi ebola di Uganda, termasuk 64 kematian.
Diketahui penyakit ebola ini menyebar lewat cairan tubuh. Gejala umum yang dirasakan demam, muntah, perdarahan, dan diare.
Hingga saat ini, vaksin untuk ebola ini masih belum tersedia. WHO memperingatkan negara tetangga untuk mempersiapkan kesiapsiagaan lantaran ada risiko tinggi penyebaran ebola lebih lanjut.
![20D](https://awscdn.detik.net.id/assets/images/logo/logo_20detik_new.png?v=2024072714435)
Uganda Umumkan Wabah Ebola, Ditemukan Strain Sudan yang Langka
![20D](https://awscdn.detik.net.id/assets/images/logo/logo_20detik_new.png?v=2024072714435)
Uganda Umumkan Wabah Ebola, Ditemukan Strain Sudan yang Langka
(up/up)